1.
Sebut
dan jelaskan serta beri contoh objek formal dan objek material geografi regional!
Objek material adalah segala sesuatu yang dipelajari
dalam kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan
litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.
a.
Atmosfer, yaitu lapisan udara yang
menyelimuti permukaan bumi dari Troposfer hingga Eksosfer. Kabut, petir, awan adalah contoh fenomena geosfer yang terjadi di lapisan
atmosfer.
b.
Lithosfer,
yaitu lapisan batuan penyusun kulit bumi. Gempa, tanah
longsor, dan patahan adalah contoh fenomena geosfer yang terjadi di lapisan
litosfer.
c.
Hidrosfer, yaitu lapisan air yang
meliputi perairan darat dan lautan. Erosi, banjir dan tsunami merupakan contoh
kejadian yang terjadi pada lapisan hidrosfer.
d.
Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi
kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan dan manusia. Kebakaran, perburuan gajah,
merupakan contoh kejadian di lapisan biosfer.
e.
Antroposfer, yaitu lapisan yang
menitikberatkan kepada manusia serta aktivitasnya di permukaan bumi. Peperangan, kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh kejadian di lapisan
antroposfer.
Sedangkan objek formal
geografi adalah cara memandang dan berpikir terhadap objek material geografi
dari sudut pandang keruangan dalam konteks kewilayahan dan kelingkungan. Objek
formal inilah yang membedakan geografi dengan ilmu yang lainnya. Dalam geografi
selalu ditanyakan mengenai dimana gejala itu terjadi dan mengapa gejala
tersebut terjadi. Objek formal geografi regional meliputi:
a.
Pendekatan keruangan
Pendekatan keruangan merupakan
yang dilakukan dengan cara mengetahui karaktristik tertentu dari suatu wilayah,
meliputi :
1.
Pendekatan topik yaitu menitik
beratkan pada topik yang menjadi perhatian utama dalam menganalisis suatu
fenomena geosfer. Misalnya, topik utama yang terjadi di Indonesia adalah
bencana Gunung Kelud.
2.
Pendekatan aktivitas manusia yaitu
pendekatan yang digunakan untuk mengkaji aktivitas manusia atau penduduk. Misalnya,
kita mendeskripsikan kegiatan manusia berdasarkan mata pencahariannya.
3.
Pendekatan regional yaitu pendekatan
suatu wilayah permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas
dari wilayah-wilayah lainnya. Pendekatan regional ini menganalisis suatu gejala
atau masalah dari wilayah tempat masalah itu tersebar.
b.
Pendekatan kelingkungan
Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengetahui
adanya interaksi makhluk hidup dengan makhluk hidup lain. Dinamika yang timbul
di lingkungan fisik ini seperti bencana alam akan menimbulkan pola baru antara
interaksi manusia dengan alam.
Contoh : Keterkaitan antara petani di daratan tinggi.
c.
Pendekatan kewilayahan
Pendekatan kewilayahan merupakan kombinasi antara
pendekatan keruangan dan kelingkungan. Pendekatan ini mengkaji wilayah yang memiliki karakteristik tertentu
yang dapat dibedakan dengan wilayah lain , baik kehidupan penduduk ataupun
lingkungannya.
Contoh : Wilayah yang kekurangan bahan pangan akan berinteraksi dengan wilayah yang
berkecukupan bahan pangannya.
2. Sebut dan jelaskan serta beri contoh
jenis-jenis pendekatan regional yang saudara síntesis!
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
a.
Pendekatan Topik, yaitu
menitik beratkan pada topik utama dari suatu gejala dan masalah pada studi
geografi regional. Misalnya, topik utama yang terjadi di Indonesia adalah gempa
bumi yang melanda Yogyakarta, Jawa Tengah, dan pantai selatan Jawa Barat.
b.
Pendekatan Aktivitas Manusia
merupakan pendekatan yang fokus utamanya adalah aktivitas manusia (human activity). Pendekatan ini dapat
digunakan untuk mengkaji fenomena mata pencaharian penduduk di suatu wilayah,
serta apakah fenomena itu terjadi di dataran rendah, pegunungan, atau di daerah
pantai. Misalnya, berdasarkan persebaran tersebut dapat pula diungkapkan relasinya dengan
keadaan kesuburan tanah, hidrografi, atau iklim.
c.
Pendekatan Region, yaitu pendekatan
yang fokus utamanya adalah región atau suatu wilayah, tempat suatu gejala dan
masalah geografi regional tersebut terjadi. Misalhya, mengkaji fenomena
meletusnya Gunung Sinabung.
2.
Pendekatan Ekologi adalah suatu
pendekatan yang digunakan untuk menelaah dan
menganalisis suatu gejala dan masalah geografi rehional dengan
menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Ekologi mempelajari timbal balik antara
manusia dan lingkungannya yang membentuk suatu ekologi atau suatu ekositem.
Misalnya, dalam mengkaji suatu daerah pemukiman maka yang ditinjau adalah
bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan
lingkungan alamnya. Demikian pula jika mengkaji daerah pertanian, perdagangan,
perindustrian, atau pariwisata.
3.
Pendekatan Historis adalah
suatupendekatan yang menganalisis gejala dan masalah geografi regional
berdasarkan proses kronologi serta memprediksi proses dan gejala tersebut pada
masa yang akan datang. Misalnya, gajala dana masalah yang dapat dikaji
menngunakan pendekatan historis adalah perkembangan kota. Dengan bantuan peta
dapat diketahui perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu, kecenderungan arah
kota tersebut, dan fektor pendorongnya sehingga dapat disusun perencanaan ruang
tata ruang untuk menunjang perkembangan kota tersebut.
4.
Pendekatan Sistem adalah suatu
pendekatan dengan menggunakan cara berpikir sintetik yang disebabkan suatu
gejala adn masalah dalam suatu sistem keruangan. Cara berpikir sintetik adalah
suatu berpikir dalam mengkaji dan menganalisis suatu benda atau masalah sebagai
bagian dari suatu sistem. Misalnya,
kajian tentang suatu pertanian di suatu wilayah. Pertanian merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem
seperti jenis tanah, iklim, teknologi dan sumber daya manusia.
3.
Sebut
dan jelaskan serta beri contoh faktor-faktor geografi regional dalam kajian IPS
yang saudara tekuni!
a.
Tingkat Pendidikan
Penduduk
Setiap penduduk memiliki tingkat
pendidikan yang berbeda-beda disebabkan oleh tingakat kesadaran serta kemampuan
ekonominya. Misalnya, seorang yang kaya dan memiliki pandangan intelektual akan
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada penduduk miskin.
b.
Mata Pencaharian
Penduduk
Mata pencarian penduduk lebih tergantung
pada kondisi geografis atau lingkungan tempat penduduk tersebut tinggal.
Misalnya, penduduk di pesisir pantai mayoritas memiliki mata pencaharian
sebagai nelayan. Begitu pula dengan penduduk dataran rendah akan lebih banyak
bekerja sebagai petani.
c.
Ketokohan
Setiap masyarakat memiliki panutan tokoh
yang diteladani dalam suatu kelompok masyarakat. Misalnya, setiap tokoh
masyarakat yang disegani seperti ketua adata kan dianut pendapatnya oleh
masyarakat.
d.
Kebudayaan
Kebudayaan merupakan perwujudan dari
pikiran dan tindakan untuk memperbaiki peradaban. Kebuadayaan terdiri dari
sesuatu yang rasional maupun yang irasional serta terbagi atas bermacam-macam
jenis seperti kebiasaan, tata cara, adat, dan sebagainya. Contoh dari
kebudayaan adalah bahasa, kesenian, sistema pengetahuan, religi, dan
sebagainya.
4.
Sebut
dan jelaskan keunggulan dan kelemahan realum-realum benua Asia dibanding dengan
benua Eropa!
Keunggulan dan kelemahan realm-realm Benua Asia jika dibandingkan dengan
realm-realm Benua Eropa adalah sebagai berikut:
a)
Realm-realm di
Benua Asia memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan realm-realm di
Benua Eropa, karena realm-realm di Benua Asia mencakup bentang alam yang sangat
bervariatif, yang dipengaruhi oleh kondisi iklim dan letak geografisnya.Kondisi
iklim wilayah-wilayah di Benua Asia sangat bervariatif berdasarkan letak
astronomis wilayahnya yang dibagi-bagi oleh garis lintang. Iklim yang terdapat
di Benua Asia adalah iklim monsun tropis yang mencakup wilayah di antara garis
lintang 0o yaitu garis ekuator atau khatulistiwa hingga garis 23,5o
Lintang Utara dan 11o Lintang Selatan, iklim subtropis yang mencakup
wilayah di antara garis 23,5o Lintang Utara hingga 66,5o Lintang
Utara, dan iklim dingin yang mencakup wilayah di antara garis 66,5o
Lintang Utara hingga wilayah Kutub Utara. Hanya sebagian kecil wilayah Benua
Asia yang mempunyai iklim monsun tropis di belahan bumi bagian Selatan, yaitu
sebagian besar wilayah Indonesia di sebelah Selatan garis ekuator atau
khatulistiwa dan seluruh wilayah Timor Leste dan Papua Nugini. Sebagian besar
wilayah Benua Asia merupakan belahan bumi Utara. Wilayah di Benua Asia yang
memiliki iklim dingin adalah wilayah Rusia atau Siberia bagian Utara yang
berbatasan dengan Samudera Arktik. Selain ketiga iklim tersebut, terdapat juga
iklim gurun di wilayah-wilayah gurun di Benua Asia.Dengan memiliki bentang alam
yang bervariatif, yaitu mulai dari pegunungan tinggi seperti Pegunungan
Himalaya dengan puncaknya Mount Everest hingga lautan dalam di Samudera Hindia
dan Pasifik, maka realm-realm Benua Asia memiliki keunggulan tersendiri karena
memiliki potensi alam yang bervariatif pula, dengan hasil alamnya yang melimpah
ruah, khususnya hasil alam dalam bidang pertanian dan pertambangan, seperti
padi, gandum, kapas, tebu, yute, buah-buahan, dan kopi (dalam bidang pertanian)
serta kandungan mineral seperti timah hitam, timah putih, nikel, batu bara,
biji besi, emas, perak, seng, wolfram, grafit, minyak bumi, mangan, titanium,
bauksit, krom, dan batu mulia. Pelbagai macam hasil alam dalam bidang pertanian
dan pertambangan di Benua Asia tersebut banyak diekspor ke luar wilayah Benua
Asia, seperti ke Benua Eropa, karena di Benua Eropa jumlah dan keberadaan hasil
alamnya lebih sedikit dan kurang bervariatif jika dibandingkan dengan hasil
alam di Benua Asia, karena Benua Asia mencakup
wilayah yang sangat luas dengan potensi alam yang banyak dan berbeda
sesuai dengan iklimnya, sedangkan di Benua Eropa hasil alamnya hanya merupakan
hasil alam di wilayah iklim subtropis dan dingin saja, sehingga hasil alam dari
wilayah iklim monsun tropis di Benua Asia banyak diekspor ke Benua Eropa.
Secara umum banyak hasil alam mentah dari Benua Asia yang diekspor ke Benua
Eropa, dan diolah kembali menjadi produk yang siap untuk dikonsumi atau
digunakan di Benua Eropa, karena sektor industri dan perdagangan di Benua Eropa
sudah maju sejak dahulu, yaitu sejak terjadinya Revolusi Industri di Inggris
dan negara-negara lainnya di Benua Eropa tersebut.Realm Benua Eropa kurang
bervariatif seperti realm di Benua Asia, sehingga lebih banyak keunggulannya
realm di Benua Asia.Keunggulan lain realm-realm di Benua Asia jika dibandingkan
dengan realm-realm di Benua Eropa karena masih banyak terdapat realm-realm
Benua Asia yang masih alami, karena beberapa realm di Benua Eropa merupakan realm
buatan seperti wilayah negara Belanda yang sebagian besar merupakan dataran
rendah dan rawa-rawa hasil dari proses reklamasi pantai, yaitu proses
pengeringan wilayah perairan pantaidi sekitar negara Belanda tersebut dengan
proses pengurukan dengan pasir atau dengan proses penguapan wilayah perairan
pantai di negara Belanda tersebut.
b)
Realm-realm di
Benua Asia juga memiliki beberapa kelemahan jika dibandingkan relam-realm di
Benua Eropa, karena realm-realm Benua Asia sangat bervariatif, sehingga proses
pembangunan daerah-daerah di Benua Asia lebih sulit untuk dilakukan karena
wilayahnya yang luas dan terkadang memiliki keterjangkauan yang rendah.
Realm-realm seperti sungai-sungai besar di Benua Eropa banyak digunakan sebagai
sarana lalu lintas antar wilayah atau antar negara di Eropa untuk memudahkan
proses ekonomi, perdagangan, dan industri antar wilayah di Benua Eropa,
sedangkan sungai-sungai besar di Benua Asia memang juga digunakan sebagai
sarana lalu lintas antar wilayah atau negara, tetapi tidak semaju sistem
transportasi sungai di Benua Eropa karena sungai-sungai besar di Benua Asia
hanya terdapat dalam suatu kawasan regional saja, tidak seperti di Benua Eropa
yang dapat mencakup beberapa kawasan regional karena wilayah Benua Eropa lebih
sempit dibandingkan wilayah Benua Asia. Pembagunan dan pengembangan wilayah
realm-realm di Benua Asia masih jauh tertinggal dengan pembangunan dan
pengembangan wilayah di Benua Eropa, yang dipengaruhi oleh kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kompetensi atau kemampuan SDM (Sumber
Daya Manusia)nya, sehingga dalam konteks ini terdapat kelemahan realm-realm
Benua Asia jika dibandingkan dengan realm-realm di Benua Eropa.
DAFTAR RUJUKAN
Agnaz. 2012. Objek Formal Geografi,
(Online),
(http://agnazgeograph.wordpress.com/2012/07/26/objek-formal-geografi/), diakses 4 Maret 2014.
Anonim. 2011. Objek Formal dan Material Geografi,
(Online),
(http://pojokuya.blogspot.com/2011/02/objek-formal-geografi.html), diakses 4 Maret 2014.
Darny. 2013. Objek Kajian Geografi,
(Online),
(http://darnygeocli.blogspot.com/2013/01/objek-kajian-geografi.html), diakses 4 Maret 2014.
Habibie, Ahmad. 2009. Objek Geografi,
(Online),
(http://ahmadhabibie.wordpress.com/2009/08/02/objek-geografi/), diakses 4 Maret 2014.
Hamsa, Muhammad.
2013. Objek Material Geografi,
(Online),
(http://pakhamsa.blogspot.com/2013/01/objek-material-geografi.html), diakses 4 Maret 2014.
Husna, Nahdlatul. 2012. Objek
Material dan Objek Formal Geografi, (Online),
(http://yuunaakaa.blogspot.com/2012/12/objek-material-dan-objek-formal-geografi.html), diakses 4 Maret 2014.
Kusnadi, Rahmat. 2010. Objek Material
dan Formal Geografi, (Online),
(http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/09/obyek-material-dan-formal-geografi.html), diakses 4 Maret 2014
Nugroho. 2013.Objek Material dan
Pendekatan Geografi, (Online),
(http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/12-artikel/156-objek-material-dan-pendekatan-geo), diakses 4 Maret 2014.
Setiawan, Sony. 2013. Objek Formal
dan Material Geografi, (Online),
(http://sonysetiawan65.blogspot.com/2013/08/jelaskan-tentang-objek-geografi.html), diakses 4 Maret 2014.
Soetjpto. 2014. Diktat Kuliah
Geografi Regional. Malang: Program Studi
Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Malang.
Soetjipto. 2014. Faham Regional dan Pendekatan
Regional. Malang: Program
Studi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Malang.
0 komentar:
Posting Komentar